Search

Rabu, 02 Januari 2013

Agnostic dan Atheis




Agnosticism berbeda dgn Atheism walaupun ada juga term agnostic atheist dan agnostic theist. Agnostic lebih dekat dgn aliran2 kepercayaan di mana mereka memiliki kepercayaan adanya suatu hal yg menciptakan alam semesta ini. Hanya saja kaum agnostic tidak memihak atau berpedoman pada suatu agama atau ajaran agama tertentu. Mereka lebih mempercayai kepercayaan universal. Mereka bisa disebut juga kaum yg 'ragu' (akan kebenaran agama) atau skeptik. Biasanya seorang agnostic pada akhirnya memilih akan menjadi atheist atau memilih agama lain (dari agama yg dianut sejak lahir) atau stick to agnosticism mendirikan kepercayaan lain spt humanisme misalnya.

Kata "agnostic" berasal dari "a" (yang berarti "tidak") dan "gnosis" (berarti "pengetahuan") sehingga, secara literal, agnostic adalah seseorang yang (mengklaim) tidak memiliki pengetahuan (tentang sesuatu). Jika dikaitkan dengan (pengetahuan tentang) eksistensi Tuhan, agnostic adalah seseorang yang tidak meng-iya-kan sekaligus tidak menyangkal eksistensi Tuhan.

Paham agnostic dikenal ada dua tipe: "soft-agnosticism" dan "hard-agnosticism". Soft-agnostic berpendapat bahwa Tuhan TIDAK diketahui. Mereka masih bisa menerima adanya pengetahuan tentang Tuhan, artinya mungkin saja ada orang2 yang tahu Tuhan (ada). Sedangkan hard-agnostic berpendapat bahwa Tuhan TIDAK DAPAT diketahui.

Ada juga yang membagi paham agnostic menjadi "limited-agnosticism" dan "unlimited-agnosticism". Limited-agnostic berpendapat bahwa manusia, karena keterbatasannya, hanya bisa tahu sebagian (some things, bukan everything) tentang Tuhan. Sedangkan unlimited-agnostic berpendapat bahwa mustahil manusia bisa tahu (anything) tentang Tuhan.

Jadi, secara definisi, agnostic penekanannya lebih kepada soal knowledge (tahu atau tidak tahu), bukan soal belief (percaya atau tidak percaya).

Sebaliknya, atheist penekanannya lebih kepada belief (bukan knowledge) meskipun banyak atheist mengklaim dirinya tahu (sok tahu?) bahwa Tuhan tidak ada. Jadi menurut saya atheist itu sejatinya adalah agnostic, sedangkan agnostic belum tentu atheist.

Lalu manakah yang bisa disebut sebagai "agnostic (sekaligus) atheist" dan "agnostic-theist"?

Dari definisi2 diatas, soft-agnostic dan limited-agnostic bisa dikategorikan sebagai agnostic-theist dan kelompok ini sering disebut juga sebagai skeptic (meskipun ada yang berpendapat, terutama dari kalangan "agamawan", bahwa skeptic itu ya sami mawon tergolong atheist). hihihi.....

Sedangkan agnostic-atheist adalah dari kelompok hard-agnostic ataupun unlimited-agnostic meskipun tidak selalu hard-agnostic maupun unlimited-agnostic adalah atheist.

Dengan kata lain, agnostic-atheist bisa digambarkan sebagai seseorang yang tidak percaya (adanya) Tuhan dan memegang salah satu (atau lebih) paham/prinsip berikut:

- Eksistensi Tuhan tidak diketahui (unknown) atau tidak dapat diketahui (unknowable)
- Pengetahuan tentang (ada tidaknya) Tuhan itu tidak penting
- Mengabaikan klaim pengetahuan tentang keberadaan maupun ketidakberadaan Tuhan

Berbeda dgn agnostic, para atheist dengan tegas menyangkal adanya tuhan. Atheisme adalah simbol kesombongan manusia. Seorang atheis bisa saja sebenernya hanya agonstic yg menyangkal ke-agnosticisme-annya. Biasanya dihatinya yg paling dalam percaya adanya tuhan, bahkan setan atau percaya hantu.

Berbeda dgn seorang atheis sejati yg tidak percaya adanya satu mahluk pun yg lebih hebat daripada manusia. Seorang atheist sejati ga akan ditemukan dalam tumpukan2 perumahan kumuh. Seorang atheis sejati adalah seorang berambisi, PD tinggi, intelektual, pekerja keras dan sukses. Atheis sejati biasanya konsekuen dgn kepercayaannya atas ketidakadaan tuhan. Jadi ga ada atheis bilang.. OMG.. that's bull-[***]. Seorang atheis tidak menyembah tuhan, akan tetapi biasanya mempertuhan hal lain termasuk dirinya sendiri.

Seorang atheis sejati yg sudah kelewatan bahkan menganggap dirinya tuhan tidak untuk dirinya sendiri juga, melainkan mengajak orang lain mempertuhan dirinya (bisa dalam bentuk simbol, keluarga, atau instansi). Pada fase spt ini, manusia sudah menganut paham Satanisme. Paham satanisme sendiri sudah dianut manusia dari jaman dulu termasuk oleh firaun. Paham satanism bukan berarti penganutnya percaya dan menyembah setan. Satanisme berarti manusia menyembah dirinya, memberhalakan dirinya. SOMBONG itu lah sifat setan. Bukan hal yg mustahil seorang yg mengaku beragama adalah seorang satanist. Jadi atheist dan satanist sendiri belum tentu sama walaupun seorang satanist bisa jadi seorang atheist. Satansime menyebarkan ajarannya dgn pertama2 menjadi atheis, kemudian menyembah dirinya sendiri, baru akhirnya menyembah setan (bisa dalam bentuk organisasi, perkumpulan, yayasan, dll).

Kembali ke agnostic dan atheist, ada istilah agnostic atheist. Mereka dikatakan atheist karena tidak percaya adanya hal2 ilahi, tapi juga agnostic karena tidak menyangkal bahwa hal2 tsb ada. Sebaliknya dgn agnostic theist, mereka percaya tuhan, tapi tidak mengklaim sbg yang paling benar.


Istilah agnostik dan atheis biasanya mengacu pada pengertian tuhan personal tsb. Atheis berarti menolak konsep tuhan personal seperti agama2 samawi tsb. Sedangkan agnostik tidak begitu peduli dgn pembicaraan masalah ketuhanan dan segala macam konsepsinya, yg penting: it works, then everything is ok.

Mempertuhankan sesuatu (apakah sosok di luar dirinya atau dirinya sendiri) akan selalu ada. Mengapa begitu? Karena manusia tidak mengetahui segala sesuatu. Pada hal2 yg tidak diketahuinya, sementara, mau gak mau, dia harus berurusan dgn hal2 tsb, maka perlu suatu keyakinan sbg landasan utk mengambil keputusan2 terkait hal2 yg tidak diketahuinya itu. Mengambil suatu keyakinan (apapun, bahkan seorang atheis pun) sebagai landasan itulah yg disebut mempertuhankan sesuatu.


Sumber






0 komentar:

Posting Komentar