Mulanya penanggalan di kekaisaran Roma ditetapkan berdasarkan Berdirinya
Kota Roma, dikenal dengan sistem AUC (Ab Unde Condita = ”sejak
berdirinya kota”). Nah lalu muncul kebijakan atas perintah Kaisar
Justinian kepada seorang Rahib bernam Dionisius Exigius untuk merubah
acuan tahun menjadi tahun Masehi pada saat kelahiran ”kristus”.
Belakangan diketahui ada kesalahan penetapan, yaitu kelahiran kristus
yang seharusnya 749 AUC, ditetapkan 753 AUC. Namun kekeliruan itu tidak
mungkin diperbaiki lagi. Tahun 1 adalah tahun dimulainya tahun Masehi
atau Anno Domini (A.D), sekaligus berakhirnya tahun Sebelum Masehi atau
Before Christ (B.C). Lantas kapankah mulainya tahun Sebelum Masehi itu?
Tahun Sebelum masehi dihitung mundur dari tahun 1 itu. Jadi misalnya
dimulainya peradaban China Yaitu 2000 SM (sebelum masehi) artinya 2000
tahun sebelum tahun 1. Jadi, acuan tahun masehi dimulai dari tahun 1,
setelah tahun 1 itu dikenal dengan nama tahun Masehi, dan sebelum tahun 1
dikenal dengan tahun Sebelum Masehi. Masing-masing semakin ”menjauhi”
tahun 1, semakin bertambah angka tahunnya. Kemudian, sistim penanggalan
dan perhitungan hari, lahir dari rahim astrologi yakni ilmu tentang
pergerakan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan rasi bintang.
astrologi berasal dari Mesapotamia, daratan diantara sungai tigris dan
Eufrat, daerah asal orang Babel kuno (kini Irak TEnggara). ilmu ini
berkembang sejak jaman pemerintahan Babel kuni, kira2 th. 2000 SM.
Semula di Mesir kira2 1000SM, pr ahli perbintangan mempelajari benda2
langit hanya utk ramalan umum mengenai masa depan. pengetahuan astrologi
ini diambil alih suku bangsa Babel. Astrologi Babel kemudian
mengembangkan suatu sistem yg menghubungkan perubahan musim dgn
kelompok2 bintang tertentu yg disebut rasi atau konstelasi. Tetapi
antara th. 600SM dan 200SM, mrk mengembangkan suatu sistem utk
menghitung penanggalan hari dan menggambar horoskop perorangan. Tarikh
Masehi memiliki akar dan ikatan yg kuat dgn tradisi astrologi mesir
kuno, Mesopotamia, Babel, yunani antik, dan Romawi tua serta dalam
perjalanannya mendapat intervensi Gereja. Tarikh yg berdasarkan sistem
matahari ini sebelum menjadi sempurna seperti yg kita kenal sekarang
yang mengalami sejarah yg cukup panjang, sejak zaman Romawi, jauh
sebelum pemerintahan Julis Caesar.
Maklumat Julis Caesar :
1. Martius ( Maret )
2. Aprilis ( April )
3. Maius ( Mei )
4. Junius ( Juni )
5. Quintilis ( Juli )
6. Sextilis ( Agustus )
7. September ( September )
8. October ( Oktober )
9. November ( Nopember )
10.December ( Desember )
Tarikh orang romawi ini terbagi dlm 10 bln saja. Seperti halnya dengan pemberian nama hari, pemberian nama bulan pada tarikh yang kemudian menjadi tarikh Masehi ini adan kaitannya dengan DEWA bangsa Romawi. contoh , bulan Martius mengambil nama Dewa Mars, bulan Maius mengambil nama dewa Maia dan bulan Junius mengambil nama dewa Juno. Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, October, November & December adl nama yg diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, september bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh. Adapun nama bulan Aprilis diambil dari kata Aperiri, sebutan utk cuaca yang nyaman didlm musim semi, berdasarkan nama2 tsb diatas nampak bahwa pada zaman dahulu permualaan tarikh jatuh pada bulan maret. Hal ini erat kaitannya dgn musim dan pengaruhnya kepada tata kehidupan masyarakat di Erofa. bulan MAret (tepatnya 21 Maret) adl permulaan musim semi. awal musim semi disambut dgn perayaan sukacita krn dipandang sebagai mulainya kehidupan baru, setelah selama 3 bln mengalami musim dingin yg membosankan. jadi kedatangan musim semi ini dirayakan sebagai PERAYAAN TAHUN BARU setiap tahun. Tarikh yg hanya terdiri atas 10 bln itu kemudian berkembang menjadi 12 bln. berarti ada tambahan 2 bln, yaitu bln Januarius dan Februarius Januarius adl nama yg berasal dari nama dewa Janus, dewa ini berwajah dua, menghadap kemuka dan kebelakang, hingga dpt memandang masa lalu dan masa depan, sebab itu Januarius ditetapkan sebagai bln pertama. Februarius diambil dari upacara Februa, yaitu upacara semacam bersih desa atau ruwatan utk menyambut kedatangan musim semi. dengan ini februarius menjadi bulan yang kedua, sebelum musim semi datang pada bulan Maret. Maka bulan2 yg terdahulu letaknya di dalam tarikh baru menjadi tergeser dua bulan , dan susunannya menjadi : Januarius, FEbruarius, MArtius, Aprilis, Maius, Junius, Quintrilis, Sextilis, September, October, November dan december. Kemudian, nama Quintrilis sampai december menjadi tanpa arti, karena posisi dalam urutan kedudukannya yang baru didalam tarikh, tdk lg sesuai dgn arti yg sebenarnya, sistem yg dipakai waktu itu belum merupakan sistem matahari murni, msh banyak kesalahan atau ketidak-cocokan yg makin jauh melesetnya. Pada saat JULIUS CAESAR berkuasa kemelesetan tlh mencapai 3 bulan dari patokan yg seharusnya. Dalam kunjungan ke MEsir thn 47 SM, Julius Caesar sempat menerima anjuran dr pr ahli perbintangan Mesir utk perpanjang thn 46 SM menjadi 445 hari dgn menambah 23 hr pd bln Februari dan menambah 67 hari antara bln November dan December. Rupanya ini merupakan tahun pertama dalam sejarah, namun adanya kekacauan selama 90 hr itu, perjalanan tahun kembali cocok dengan musim. Sekembali ke Roma Julis Caesar mengeluarkan maklumat penting dan berpengaruh luas hinga kini yakni penggunaan sistem matahari dalam sistem penanggalan seperti yang dipelajarinyitu dr Mesir. Isi keputusannya adalah :
Pertama, setahun berumur 365 hari. karena bumi mengelilingi matahari selama 365,25 hr, sebenarnya terdapat kelebihan 0,25×24jam = 6jam setiap tahun.
Kedua setiap 4 tahun sekali, umur tahun tidak 365 hari, tetapi 366 hari, disebut tahun kabisat. Tahun kabisat ini sebagai penampungan kelebihan 6 jam setiap tahun yg dlm 4 thn menjadi 4×6=24 jam atau 1 hr. Penampungan sehari tiap tahun kabisat ini dimasukkan dlm bln Februari, yg pd thn biasa berumur 29 hr, pd thn kabisat menjadi 30 hr. Sebagai peringatan atas jasa Julius Caesar dlm melakukan penyempurnaan tarikh itu, mk tarikh tersebut disebut tarikh JULIAN. dengan menganti nama bulan ke-5 yg semula Quintilis menjadi Julio, yg kt kenal sebgai bln Juli. Untuk mengabdikan namanya, Kaisar Augustus, yg memerintah setelah Julius Caesar, merubah nama keenam Sextilis menjadi Augustus. perubahan itu diikuti dgn menambah umur bulan Augustus menjadi 31 hr, karena sebelumnya bulan Sextilis umurnya 30 hr saja, penmabahan satu hari itu diambilkan dari bulan Februari, karena itulah bulan Februari umurnya hanya 29 hari atau 28 hari pada tahun kabisat. Sementara waktu berjalan terus dan tarikh Julian yg sdh tampak sempurna itu, lama2 memperlihatkan kemelesetan juga. apabila pd zaman Julis Caesar jatuhnya musim semi mundur hampir 3 bulan, kini musim semi justru dirasakan maju beberapa hari dari patokan. Akhirnya kemelesetan itu dapat diketahui sebab2nya, kala revolusi bumi yg semula dianggap 365.25 hr, ternyata tepatnya 365 hr, 5 jam, 56 menit kurang beberapa detik, jadi ada kelebihan menghitung 4 menit setiap tahun yang makin lama makin banyak jumlanya. Atas kemelesetan itu, Paus Gregious XIII pimpinan Gereja Katolik di Roma pd thn 1582 melakukan koreksi dan mengeluarkan sebuah keputusan bulat :
Pertama, Angka tahun pada abad pergantian, yakni angka tahun yang diakhiri 2 nol, yg tidak habis dibagi 400, misal 1700, 1800 dsb, bukan lg sebagai tahun kabisat(catatan: jadi tahun 2000 yg habis dibagi 400 adalah tahun kabisat)
Kedua untuk mengatasi keadaan darurat pd thn 1582 itu diadakan pengurangan sebanyak 10 hr jatuh pd bln October, pd bln Oktober 1582itu, setelah tanggal tgl 4 Oktober lsung ke tanggal 14 oktober pd thn 1582 itu.
Ketiga sebagai pembaharu terakhir Paus regious XIII meneapkan 1 Januai sebagai tahun baru lagi. berarti pada perhitungan rahib Katolik, Dionisius Exoguus tergusur. tahun baru bukan lagi 25 Maret seiring dengan pengetian nabi Isa. as (Yesu) lahir pd tgl 25, dan permualaan musim semi pd bln Maret. Dengan keputusan tersebut diatas, khususnya yg menyangkut tahun kabisat, koreksi hanya akan terjadi setiap 3323 thn, karena dlm jangka tahun 3323 thn itu kekuarangan beberapa detik tiap tahun akan terkumpul menjadi satu hari, berarti bila tidak ada koreksi, tiap 3323 thn jatuhnya musim semi maju satu hari dari patokan, dalam perkembangannya, tarikh masehi dapat diterima oleh seluruh dunia utk perhitungan dan pendokumentasian waktu secara internasional.
1 Hijriyah
Kalender Hijriyah atau Kalender Islam (bahasa Arab: التقويم الهجري; at-taqwim al-hijri), adalah kalender yang digunakan oleh umat Islam, termasuk dalam menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah, atau hari-hari penting lainnya. Kalender ini dinamakan Kalender Hijriyah, karena pada tahun pertama kalender ini adalah tahun dimana terjadi peristiwa Hijrah-nya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah, yakni pada tahun 622 M. Di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas Islam, Kalender Hijriyah juga digunakan sebagai sistem penanggalan sehari-hari. Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya, berbeda dengan kalender biasa (kalender Masehi) yang menggunakan peredaran Matahari.
Sejarah
Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya Matahari di tempat tersebut.
Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.
Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan Matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan Matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari Matahari (aphelion). Dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 - 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari).
Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.
Penetapan kalender Hijriyah dilakukan pada jaman Khalifah Umar bin Khatab, yang menetapkan peristiwa hijrahnya Rasulullah saw dari Mekah ke Madinah. Kalender Hijriyah juga terdiri dari 12 bulan, dengan jumlah hari berkisar 29-30 hari. Penetapan 12 bulan ini sesuai dengan firman Allah Subhana Wata'ala: ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS : At Taubah(9):36). Sebelumnya, orang Arab pra-kerasulan Rasulullah Muhammad SAW telah menggunakan bulan-bulan dalam kalender hijriyah ini. Hanya saja mereka tidak menetapkan ini tahun berapa, tetapi tahun apa. Misalnya saja kita mengetahui bahwa kelahiran Rasulullah SAW adalah pada tahun gajah.Abu Musa Al-Asyári sebagai salah satu gubernur di zaman Khalifah Umar r.a. menulis surat kepada Amirul Mukminin yang isinya menanyakan surat-surat dari khalifah yang tidak ada tahunnya, hanya tanggal dan bulan saja, sehingga membingungkan. Khalifah Umar lalu mengumpulkan beberapa sahabat senior waktu itu. Mereka adalah Utsman bin Affan r.a., Ali bin Abi Thalib r.a., Abdurrahman bin Auf r.a., Sa’ad bin Abi Waqqas r.a., Zubair bin Awwam r.a., dan Thalhan bin Ubaidillah r.a. Mereka bermusyawarah mengenai kalender Islam. Ada yang mengusulkan berdasarkan milad Rasulullah saw. Ada juga yang mengusulkan berdasarkan pengangkatan Muhammad saw menjadi Rasul. Dan yang diterima adalah usul dari Ali bin Abi Thalib r.a. yaitu berdasarkan momentum hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Yatstrib (Madinah). Maka semuanya setuju dengan usulan Ali r.a. dan ditetapkan bahwa tahun pertama dalam kalender Islam adalah pada masa hijrahnya Rasulullah saw. Sedangkan nama-nama bulan dalam kalender hijriyah ini diambil dari nama-nama bulan yang telah ada dan berlaku pada masa itu di wilayah Arab.
Penentuan kapan dimulainya tahun 1 Hijriah dilakukan 6 tahun setelah wafatnya Nabi Muhammad. Namun demikian, sistem yang mendasari Kalender Hijriah telah ada sejak zaman pra-Islam, dan sistem ini direvisi pada tahun ke-9 periode Madinah.
Sember : Berbagai sumber/google
Tweet |
0 komentar:
Posting Komentar