Rebecca Spencer dan rekannya Edward Pace-Schott dari Universityof Massachusetts melakukan penelitian untuk menyelidiki pengaruh tidur terhadap kemampuan pengambilan keputusan. Mereka pun menggunakan sebuah tes judi berdasarkan penalaran kognitif pada 54 orang mahasiswa berusia 18-23 tahun.
Partisipan dibagi menjadi dua kelompok. Kemudian, para peneliti memberikan tinjauan singkat dari tes judi yang akan diberikan kepada kedua kelompok tersebut pada pagi atau sore hari. Tinjauan singkat itu hanya sekilas sehingga mereka tidak mungkin memahami aturan dasar permainannya. Setelah itu, partisipan diminta kembali menemui mereka dalam waktu 12 jam untuk menjalani tes sesungguhnya.
Sebanyak 28 partisipan yang mendapat tinjauan singkat pada sore hari pulang lalu tidur malam seperti biasa. Sementara 26 partisipan lain yang diperlihatkan tinjauan singkat pada pagi hari, kembali setelah menjalani aktivitas sehari-hari tanpa tidur siang.
Partisipan yang sempat tidur menunjukkan hasil yang lebih baik. Mereka dapat memenangkan permainan pada tes judi empat kali lebih banyak dibandingkan kelompok partisipan yang tidak tidur sama sekali. Selain itu, mereka juga dapat memahami aturan permainan serta bisa menjelaskannya kembali dengan baik ketika diminta.
Spencer dan koleganya yakin, peran tidur dalam pengambilan keputusan terletak pada perubahan inti proses kognitif atau emosional. “Dugaan kami, efek peningkatan dalam pengambilan keputusan ini berhubungan dengan rapid-eye-movement (REM) ketika tidur,” tulis para psikolog itu dalam Journal of Sleep Research edisi online, baru-baru ini.
Ternyata, nasehat orang tua memang benar. Penelitian ilmiah pun membuktikannya. “Ada manfaat yang diperoleh saat tidur di malam hari ketika kita harus membuat keputusan penting keesokan hari. Studi kami membuktikan bahwa tidur dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih baik,” kata Spencer
sumber:wahw33d.blogspot.com
nationalgeographic.co.id
Tweet |
0 komentar:
Posting Komentar