Liputan6.com, New York: Partikel Tuhan yang berhasil ditemukan peneliti beberapa waktu silam merupakan kebohongan besar. Itulah yang diungkapkan beberapa peneliti dari Universitas Cornell di New York, Amerika Serikat. Mereka meragukan hasil penelitian ilmuwan European Organisation for Nuclear Research (CERN) yang disebut sebagai "Partikel Tuhan" [baca: Setelah 40 Tahun, Peneliti Temukan Partikel Tuhan].
Media Dailymail mewartakan, Rabu (11/7), Ian Low, Joseph Lykken, dan Gabe Shaughnessy meragukan hasil penelitian CERN yang terdeteksi dalam Large Hadron Collider (LHC). Para peneliti tersebut mengatakan bahwa 'saat ini ketidakpastian jumlah ini terlalu besar untuk membuat pernyataan definitif.
Mereka menunjukkan bahwa partikel tersebut adalah standard model Higgs. Model itu digunakan para ilmuwan selama beberapa dekade untuk mengisi celah dalam model fisika untuk menjelaskan alam semesta. Namun, pada partikel LHC memiliki sedikit perbedaan.
"Kami menunjukkan bahwa LHC data saat ini sudah tidak sesuai dengandilatonic dan non-dilatonic. Di sisi lain, pendapat Higgs tentang generik doublet dan triplet memiliki kecocokan dengan angka kejadian yang diukur dari resonansi skalar yang baru diamati," kata ketiga ilmuwan itu dalam sebuah jurnal ilmiah.
Sementara itu, para ilmuwan di CERN juga menganalisis data lebih lanjut untuk melihat apakah penemuan mereka sesuai dengan model standar Higgs boson atau untuk sesuatu yang lebih misterius. Salah satu alasan, partikel baru itu sejauh ini hampir sama dengan model Higgs boson, lebih ringan dari yang diharapkan.(ULF)
Sumber
Tweet |
0 komentar:
Posting Komentar